Wednesday, March 21, 2007

Sufing di Kala Full Moon: More Fun!
Oleh Nurhalim Tanjung


Surfing adalah olahraga adrenalin dan ketangkasan menguasai ombak. Banyak daerah pantai cocok untuk berselancar (surfing), salah satunya adalah Sorake di Nias Selatan, Sumatera Utara. Ombak di sini selalu mengundang orang untuk menaklukannya.


“HELLO Jhonny.”
“Hello, are you enough?”
“More than enough..!”

Percakapan itu sering terdengar di antara para peselancar saat menepi ke pantai Sorake. Mereka senantiasa mengungkapkan kalimat puas seusai berselancar sebab Nias—khususnya Sorake—masuk dalam daftar pemilik sepuluh ombak terbaik dunia. Karena itu para peselancar kelas dunia, seperti Kelly Slater tak luput ikut menyambanginya di kala musim ombak tiba.

Ombak semakin bagus di laut Sorake ketika memasuki bulan Maret dan terus bertahan hingga September. Bahkan sepanjang Juni-Agustus adalah puncak musim ombak, dimana ketinggiannya bisa mencapai 12 feet. “Kalau sudah setinggi itu, jarang ada yang berani surfing di sini,” kata Tangkius Wau, seorang peselancar lokal. Di saat itu ombak bukan hanya tinggi melainkan juga sering datang bergulung-gulung. Bila peselancar tidak mahir bukan tidak mungkin ombak menghempaskannya ke karang di dasar laut. Namun, Tangkius menambahkan, justru di saat itu Sorake semakin ramai dikunjungi oleh peselancar nasional maupun luar negeri. Apalagi event selancar sering pula digelar selama musim ombak itu seperti akan dilaksanakan Agustus-September nanti setelah absen selama dua tahun akibat gempa dan tsunami, sebagaimana informasi dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Nias Selatan kepada aplaus..

Tangkius Wau, 16 tahun, sudah menekuni selancar selama sepuluh tahun. Rumahnya persis berada di bibir pantai Sorake sehingga selancar menjadi olahraga yang familiar baginya, soalnya sejak kanak-kanak dia sudah terpikat menyaksikan orang-orang meluncur di atas ombak. Demikian pula teman-temannya yang kini sering berselancar dengannya, seperti Dicki Dachi dan Rizal Wau. Mereka—serta para peselancar asing— sering tampak duduk di atas papan selancar di tengah laut seolah menantang ombak, lalu mengayuh cepat ke arah pantai untuk mengambil posisi berselancar ketika ombak datang mengejar. More fun, asyik sekali! Kadang mereka pun dapat berselancar di bawah gulungan ombak, kemudian meluncur keluar dari lorong gelombang yang terbuka.

Ombak Kanan di Sorake, Ombak Kiri di Kuta
Tangkius pernah mengukir prestasi menduduki peringkat pertama dalam King of Groom: Nias Open, yaitu kompetisi selancar berskala nasional di Sorake. Lalu dia mengukuhkan prestasi lagi dalam event selancar King of Groom di Kuta, Bali, pada September tahun lalu dengan meraih predikat pemenang ketiga. Mengapa juara tiga? “Semua yang ikut event di sana berselancar lebih bagus,” katanya.

Namun, menurut Dicki Dachi, rekannya sesama peselancar, ombak Sorake berbeda dengan ombak Kuta. “Kami berselancar di atas ombak kanan di sini, sedangkan Kuta terkenal dengan ombak kiri,” ungkapnya. Ombak di Sorake memang selalu bergelombang ke arah kanan menuju pantai, sedangkan ombak kiri berarti gelombang laut yang mengarah ke sebelah kiri.

Perbedaan itu, kata Dicki, merupakan salah satu faktor yang menyulitkan Tangkius saat berselancar di Kuta. Tangkius sendiri mengakui bahwa ia terbiasa dengan ombak kanan di Sorake. “Tapi ombak di Kuta tidak melulu ke kiri, kadang-kadang ada juga ombak kanan,” ungkapnya.

Gaya dan Papan Selancar
Begitupun Tangkius tetap diuntungkan oleh kondisi ombak Sorake yang terhitung masih lebih baik dibandingkan ombak Kuta. Cobra wave atau ombak yang menyerupai kepala ular Cobra kerap terlihat di sini, bahkan sering datang saling menyusul. Ini membuat para peselancar Nias lebih mampu mengembangkan gaya berselancar, seperti three sixty, yaitu berputar 360 derajat di udara dengan memanfaatkan tenaga ombak “Peselancar yang baik mesti terus memperkaya gerakan dan gaya berselancar supaya tidak monoton,” kata Tangkius.

Rizal Wau, rekannya yang lain, mengemukakan setiap gerakan dan gaya dalam selancar juga memiliki berbagai variasi. Misalnya, three sixty dapat dilakukan dengan memutar ke kiri tapi bisa pula dari kanan. “Tapi gaya ini tidak mudah, mesti sering latihan,” jelasnya. Selain itu kekuatan ombak dan papan selancar yang digunakan sangat menentukan keberhasilan seorang peselancar untuk mengembangkan gaya dan gerakan berselancar.

Ada tiga ukuran papan selancar, yaitu small (S), medium (M), dan large (L). Masing-masing papan itu juga punya berbagai ukuran lagi. Peselancar pemula lebih baik menggunakan papan ukuran L, sedangkan bagi yang sudah mahir biasanya menggunakan papan ukuran S dan M. “Papan ukuran L lebih cocok untuk pemula karena lebih besar dan lebih panjang,” ungkap Rizal. Tangkius setuju dengan ungkapan rekannya itu. Tetapi, menurutnya, jika sudah mahir boleh menggunakan papan yang lebih kecil—ukuran M atau S—supaya lebih mudah mengembangkan gaya dan gerakan berselancar.

Selancar ketika Full Moon
Kapan waktu berselancar yang tepat? Tangkius mengatakan setiap ombak cukup bagus maka kapan pun orang dapat berselancar. Namun, katanya, bagi pemula lebih baik berselancar kala ombak setinggi 1-3 feet, sedangkan untuk peselancar mahir biasanya menggunakan ombak setinggi 6-12 feet. “Saya sendiri berselancar selama satu-dua jam setiap sore hari, kecuali hari Minggu, ” katanya. Hari Minggu dia selalu berselancar pagi hari di atas ombak setinggi 3-6 feet, lalu dilanjutkan lagi pada sore hari.

Selain pagi dan sore, kata Tangkius, malam hari merupakan saat yang lebih menyenangkan untuk berselancar di Sorake, khususnya ketika langit penuh bintang kala bulan purnama. “Berselancar saat full moon betul-betul more fun,” ungkap Tangkius, “saya sering melakukannya.” Ups, ternyata malam hari lebih menggairahkan untuk berselancar di atas ombak Sorake, bahkan lebih dari sekadar more than enough.--nt


Tips Surfing
  • Anda mesti mahir berenang terlebih dulu agar dapat berselancar di laut terbuka
  • Jangan pernah lupa mengikatkan tali papan selancar ke pergelangan tangan atau kaki anda.
  • Jangan melawan ombak jika anda tak ingin menggunakannya untuk berselancar, tetapi menyelam-lah menjelang ombak datang supaya anda tidak terseret atau terhempas ke air.
  • Gunakan papan selancar berukuran L bila anda pemula, tetapi jika sudah mahir silakan menggunakan ukuran M atau S untuk melatih gaya dan gerakan berselancar.
  • Jangan menggunakan papan selancar yang pernah patah—perhatikan kalau-kalau ada bekas sambungan jika anda menggunakan papan selancar dari rental.
  • Kualitas berselancar tergantung variasi gerakan dan gaya di atas papan selancar, anda dapat mengembangkannya supaya tidak monoton. Jadi, berselancarlah terus!

No comments: