Monday, March 26, 2007


Memburu Sunset ke Moa’le

BOSAN di Sorake, kami menempuh jarak 50 kilometer ke Moa’le. Satu-dua jembatan di sepanjang jalan masih menggunakan batang pohon kelapa, belum lagi aspal yang berlubang dan retak di sana-sini. Sopir mesti ekstra hati-hati.

“Moa’le sangat indah kala senja,” kata Harefa, penduduk setempat. Kalimat ‘undangan’ ini lah yang membuat kami tak menggubris kondisi jalan dan jembatan yang riskan. Buktinya, Moa’le memang memikat. Pantainya berpasir landai dan sangat luas, cocok untuk turis yang gemar berjemur di bawah matahari. Sayang, tak seorang pun turis tampak di sini menjelang week-end dua pekan lalu. Moa’le sangat sepi, namun debur ombak membuat pantai ini masih terasa ramai. Lagi pula para nelayan selalu melabuhkan perahu di sini sepulang melaut di pagi hari.

Sore itu para nelayan sedang bersiap-siap untuk melaut kembali. Mereka mesti menempuh ombak yang menghempas pantai, lalu berlayar melintasi dua pulau karang kecil yang saling berhadapan di laut Moa’le. Kami mengamati mereka, sementara langit mulai merah di-ambang senja. Matahari perlahan-lahan tenggelam ditelan laut yang terus berombak. Langit semakin merah, membuat panorama sunset di Moa’le benar-benar indah memikat. Kami tak rugi memburunya dari Sorake.--nt

No comments: