Tuesday, March 20, 2007

“Hanya Tuhan yang Tahu
Berapa Suratkabar di Sumut”



MEDAN: Ahli komunikasi dari Universitas Sumatera Utara (USU) mengatakan jumlah suratkabar di Sumatera Utara sekarang ini sudah puluhan, sedangkan menurut seorang pejabat Badan Informasi dan Komunikasi ada 64 suratkabar yang terdaftar di kantornya. Tapi Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) mengungkapkan, “hanya Tuhan yang tahu berapa jumlah suratkabar di daerah ini sekarang.”

Mereka menanggapi perkembangan suratkabar di Sumatera Utara dalam pertemuan terpisah baru-baru ini. Ketua Departemen Ilmu Komunkasi USU Amir Purba serta Kepala Badan Informasi, Komunikasi, dan Telematika Kabupaten Deliserdang Zainuddin Mars berbicara dalam suatu pertemuan di Lubukpakam, sedangkan Ketua PWI Sumut H. Muchyan A.A mengemukakan pendapatnya di Medan.

Di masa orde baru berkuasa hanya ada 13 media massa cetak di Sumatera Utara, diantaranya 7 suratkabar harian, selebihnya terbit mingguan atau bulanan. Namun sejak reformasi bergulir tahun 1998 pertumbuhan suratkabar berlangsung cepat.

Amir Purba mengatakan kebebasan pers yang semakin terbuka sejak era reformasi membuat pertumbuhan media massa di Indonesia berkembang pesat. Sekarang saja di Sumatera Utara, katanya, ada lebih 40 penerbitan suratkabar.

Dia mengemukakan penerbitan suratkabar itu perlu didukung sumber daya wartawan yang memiliki pendidikan dan keahlian yang baik. “Wartawan yang memiliki pendidikan SMP sulit melayani pembaca berpendidikan SMA, demikian juga wartawan yang berpendidikan SMA sulit melayani pembaca berpendidikan sarjana.”

Zainuddin Mars menyahuti Amir Purba menambahkan bahwa menurut data pihaknya saat ini ada 147 wartawan di Deliserdang. “Mereka dari 64 suratkabar yang ada saat ini, bukan 40 suratkabar,” ungkapnya.

Kalau pun ada suratkabar yang sudah tak terbit lagi, dia mengatakan, bukan berarti sudah ‘mati’ sama sekali. “Wartawannya tak ingin korannya disebut sudah mati,” tegasnya, “mereka menyebutkan cuma ‘mati suri’ karena dalam tempo sebulan, tiga bulan atau enam bulan kemudian pasti terbit lagi, seperti menjelang ulangtahun, lebaran atau tahun baru.”

Muchyan A.A. mengakui saat ini sedikit sekali suratkabar yang dapat bertahan terbit secara teratur. Begitupun, tambahnya, selalu saja ada orang yang berani menerbitkan suratkabar baru, karena itu sulit sekali mendata berapa jumlah suratkabar sebenarnya di Sumatera Utara.

Suratkabar-suratkabar baru, kata Muchyan, bermunculan dengan memanfaatkan prosedur penerbitannya yang menjadi sangat mudah sejak tujuh tahun lalu. Sayangnya, dia menegaskan, mereka tak memperhitungkan tingkat kompetisinya juga semakin ketat, bahkan tidak sedikit yang terbit asal-asalan saja.--nt

No comments: